Kamis, 09 Agustus 2012

Tips Mencetak Kalender

Cetak Kalender - Tahun Baru tidak lama lagi. Bagi anda yang memiliki perusahaan atau pribadi ada salah satu cara berpromosi sekalain juga memberi bonus untuk pelanggan Anda yaitu dengan menggunakan kalender.



Ada beberapa poin yang harus diperhatikan sebelum cetak kalender. Jangan sampai terjadi kesalahan setelah kalender dicetak. Karena akan rugi jika salah cetak, karena cetaknya biasanya bisa sekali banyak. Untuk mengantisipasi salah cetak kalender, simak tips berikut:

- Tentukan format kalender. Format kalender ada yang 1 bulanan, 2 bulanan, 3 bulanan, 4 bulanan, dsb

- Tentukan ukuran kalender. Umumnya ukuran kalender meja adalah 40 x 60 cm, 53 x 38 cm, 20 x 15 cm. Ada juga ukuran A3, A4, Folio sesuai keinginan Anda

- Tentukan tema dan desai kalender. Untuk hal ini sebaiknya disesuaikan dengan perusahaan atau instansi Anda. Anda juga bisa menggunakan pemandangan yang indah.

- Pilihlah jasa percetakan murah yang tepat. Konsultasikan juga mengenai tanggal merah dan hari libur bersama, cuti nasional, dsbnya. Biasanya pihak percetakan memberikan 1 contoh yang sudah jadi, setelah di cek atau revisi, baru dicetak secara banyak.

Dengan tips diatas semoga bermanfaat untuk Anda.(wk)

Kiat Membeli Rumah Lama

Jasa Maket - Memiliki rumah baru kadang muncul karena faktor kebutuhan yang mendesak. Umpamanya, karena pekerjaan baru, Anda terpaksa pindah ke kota baru atau rumah kontrakan harus segera dikosongkan. Nah, bagaimana jika muncul ide untuk membeli rumah lama saja?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqBe4jS2mB4i1Flyp6bGY5M5GmtPz68310TPlq3cjymoX4Afq3mL-a_9aeew4WuaBWPEho6DV7biMMv34N4r0PTXTvOJGDDpiheRnBJzBEKfW83WLib916Kv-FJJLO6uhMT2bi5hnLKq4/s400/tips+merawat+jendela.jpg

Membeli sebuah rumah baru atau lama tentu ada perbedaan untung dan ruginya. Khusus memilih rumah lama, simak beberapa hal penting di bawah ini sebelum Anda memilihnya:

1. Usahakan membeli rumah langsung dari pemiliknya. Ini akan lebih menguntungkan karena bisa memperoleh informasi secara detail. Harga pun akan jauh lebih murah sebab penjual tidak perlu memberi komisi kepada perantara.

2. Pilih perantara yang tepat, jika Anda terpaksa membeli melalui perantara. Ada baiknya, Anda pilih perantara yang sudah dikenal, baik dari saudara atau teman dan relasi. Jika tidak, jangan ragu gunakan pialang terkenal dengan reputasi baik.

3. Perhatikan usia bangunan, mengingat rumah yang Anda beli bukan rumah baru. Secara sederhana, usia bangunan rumah bisa diklasifikasikan menjadi:

- baru (kurang dari 10 tahun)

- sedang (10 hingga 20 tahun)

- tua lebih dari 20 tahun

Selain itu, Anda sebagai pembeli juga perlu menanyakan kapan terakhir kali rumah tersebut direnovasi. Semakin tua bangunan, semakin penting Anda mempertimbangkan anggaran renovasi.

4. Periksa dokumen kelengkapan rumah, mulai keaslian sertifikat rumah, sertifikat IMB, serta bukti pembayaran pajak, bumi dan bangunan (PBB). Jika nama dalam surat-surat tidak sama dengan nama penjual, Anda perlu tanyakan status hubungannya. Jika penjual belum melakukan proses balik nama, Anda perlu meminta akta jual-beli yang sah atas nama rumah. Namun, khusus untuk rumah berstatus harta warisan, Anda perlu menanyakan berapa banyak ahli waris sahnya. Ini penting guna menghindari masalah hukum di kemudian hari.

5. Anda perlu mengetahui kisaran harga. Untuk itu, cari informasi sebanyak-banyaknya tentang harga pasaran tanah dan rumah di sekitar lokasi sehingga Anda bisa melakukan penawaran dan kisaran harga yang wajar.

6. Pilih lokasi dengan cermat dengan menggali sebanyak-banyaknya informasi untuk mengetahui situasi lingkungan calon rumah Anda ini.

7. Periksa kondisi rumah dengan mengunjungi langsung rumah yang akan Anda beli. Hal ini penting untuk mengetahui kondisi bangunannya, seperti tembok yang retak, kebocoran atap, atau rembesan air hujan di tembok.

Nah, selamat berburu calon "rumah baru" Anda!. (kompas.com)


Info Terkait: Maket Bangunan

Tips Mudik Naik Motor

Tradisi pulang kampung menjelang hari raya Lebaran menjadi rutinitas tahunan masyarakat Indonesia. Tahun ini pemerintah DKI Jakarta memperkirakan jumlah pemudik dari Ibu Kota ke sejumlah tempat di Nusantara meningkat menjadi 8,3 juta orang dari 7,2 juta orang pada tahun lalu.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfXIxZRZoF4xUsMvMufYFtPxgjMx04tNnCKNdyztCOeHl_yGJaBuJk4UvTOsDvE3C0WH0SQ_c8gclewxZuQGlNOCRMTQ3H0NFORwI4nnE6C95fiFVPQfdL2HHUzDDgqnS6zjbCDZkgrvc/s400/Tips+Aman+Mudik+2012++dengan+Sepeda+Motor.jpg

Yang menarik, meski jumlahnya bertambah, pemudik lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum. Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, gejala ini sudah terlihat sejak Lebaran tahun lalu. “Tahun kemarin, banyak bus kosong karena pemudik memilih menggunakan sepeda motor.”

Tahun ini, diperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan bus turun 9,27 persen, kereta api turun 7,48 persen, dan kapal laut melorot 19 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Sebaliknya, dibanding pada 2011, jumlah pengguna mobil pribadi yang akan merayakan hari raya tahun ini naik 17,15 persen, dan sepeda motor bertambah 27,79 persen.

Khusus sepeda motor, Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua tahun ini menjadi 2,5 juta unit dari 2,3 juta unit pada tahun lalu. Bagi pemudik dengan sepeda motor, tentu saja butuh persiapan matang dan tenaga ekstra agar selama sampai tujuan.

Menurut pembalap sepeda motor Indonesia, Doni Tata Pradita, dua hal yang perlu dipersiapkan pemudik sepeda motor. “Yaitu fisik pemudik dan motor itu sendiri,” ujarnya kepada Tempo. Apa saja yang perlu diperhatikan pemudik, berikut tips mudik naik motor dari juara nasional Supersport 600 cc ini:

1. Perawatan

Lakukan perawatan tujuh hari sebelum mudik. Alasannya, kata Doni, sebagai langkah antisipasi apabila sepeda motor harus mengalami perbaikan lama sehingga perlu ditinggal di bengkel.

2. Wajib Ganti Oli

Pemilik sepeda motor wajib mengganti oli kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja mesin saat perjalanan jarak jauh.

3. Perhatikan Rantai

Rantai motor harus disesuaikan pada posisi yang pas, idealnya tingkat ketegangan pada posisi 5-25 milimeter. Penggantian gear dan rantai, kata Doni, harus dilakukan jika gigi gear sudah tajam dan rantai terlalu renggang.

4. Roda

Pastikan roda termasuk pelek pada kondisi prima. Ganti ban dalam dan luar sangat disarankan sebelum menempuh perjalanan jauh. Langkah ini dilakukan, kata Doni, untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat jalan licin.

Perhatikan juga tekanan udara ban. Tekanan ideal untuk ban depan ialah 28 psi dan belakang 30 psi. Untuk jenis tekanan angin, Doni menyarankan, menggunakan yang banyak dijumpai di pinggir jalan atau bengkel. Alasannya, lebih mudah mengganti ban yang bocor atau menambah tekanan udara. Jika menggunakan nitrogen tidak semua bengkel menyediakan tekanan udara jenis ini.

4. Rem

Ganti kanvas rem untuk memaksimalkan fungsi pengereman agar risiko kecelakaan bisa diminimalkan.

5. Lampu

Cek kembali lampu depan, rem, dan sign apakah berfungsi normal atau tidak.

Jika kendaraan siap menempuh perjalanan jauh, kini giliran pemudik yang harus menyiapkan fisiknya. Kepada pemudik yang menempuh perjalanan jauh, Doni menyarankan agar beristirahat setiap empat jam selama 30 menit. “Jangan sampai dilupakan pemudik adalah surat-surat berharga, kenakan helm standar nasional, tidak ugal-ugalan, intinya safety riding,” ujarnya.

Untuk biaya perawatan sebelum menempuh perjalanan jauh, Alim, pemilik bengkel Karya Motor, di Jalan Palmerah Utara, Jakarta Selatan, mengatakan tak lebih dari Rp 100 ribu untuk servis ringan. “Itu hanya untuk membersihkan karburator, posisi rantai, dan ganti oli,” ujarnya.

Tapi untuk perawatan menyeluruh, termasuk ganti ban dan cek kondisi mesin, kata Alim, biaya sekitar Rp 500 ribu. Menurut dia, perawatan kendaraan mulai ramai tujuh hari sebelum Lebaran.(tempo.co)

Cek juga info Tips Mudik Menggunakan Bus