Musik - BEBERAPA TAHUN silam, kalo kamu mengatakan istilah progresif revolusioner, selain bakal dibuntuti intel [sukur-sukur tidak diculik], juga langsung dicap pengikut aliran kiri, haluan sosialis komunis. Menggelikan memang, kalau penguasa waktu itu begitu “takut” dengan istilah-istilah yang tampaknya ‘sangar’ tapi sebenarnya masuk akal.
Kalau sekarang masih ada kuntitan seperti itu, pasti bakal menggelikan. Karena dulu pun membuat saya, tertawa terkekeh. Padahal istilah progresif revolusioner, sejatinya adalah ungkapan penggelora. Apakah ketika massa tergelora istilah itu, menjadi ancaman penguasa? Lalu siapakah penguasa di industri musik Indonesia ini?
Kalau saya korelasikan dengan industri musik, istilah itu menjadi sangat relevan dan pas. Mengapa? Karena industri musik [Indonesia[ perlu perubahan yang cepat, tepat dan tajam. Perlawanan kepada industri yang menyeragam, mulai dilakukan banyak musisi di garis pinggir.
Ok, sebelum masuk ke industri musiknya, mari kita telaah istilah di atas. Progresif, dalam kacamata diksi, adalah cepat, maju, signifikan dan sustainable atawa berkelanjutan. Tentu saja menjadi lebih baik. Kamu tahu istilah progresif-rock di musik? Adalah bentuk –bentuk perlawanan kepada keseragaman. Ketika akhirnya “nyempal” dengan mengkolaborasikan beberapa entitas musikal, progresif rock berhasil menempati posisi terhormat sebagai genre yang berkelas.
Meski saya tetap harus mengatakan, musik adalah seni tanpa kelas, tanpa kasta, tanpa merasa lebih hebat dibanding musik musik lainnya.
Kemudian kita beralih ke revolusioner. Ah, apa yang kamu bayangkan dengan istilah ini? Soekarno, Fidel Castro atao Ernesto Guevara? Jargon itu memang lekat dengan tokoh-tokoh yang saya sebut. Artinya revolusioner sendiri adalah, perubahan dalam waktu cepat. Dalam ranah politik, revolusi adalah penggulingan kekuasaan untuk digantikan kekuasaan baru [biasanya dengan aliran politik yang berbeda pula].
Tapi dalam musik? Saya lebih suka mengartikannya dengan perubahan, pembaruan, dengen memunculkan ide dan kreativitas baru [di musik]. Beride kemudian dimplementasikan secara cepat dalam kreativitas bermusik. Bisa memainkan genre baru, aransemen baru, harmonisasi baru, yang memberikan warna baru dalam industri musik itu sendiri.
Jadi apakah progresif revolusioner dalam bermusik itu? Marilah kita sepakati [meski kamu boleh juga tidak sepakat], itu adalah gerakan pembaruna dalam dunia musik, yang visioner jangka panjang, dilakukan secara cepat dan menghasilkan akulturasi musikal yang baru pula. Progresif Revolusioner adalah penggelora kepada insan musik untuk “melawan” penguasa industri.
Ngomong-ngomong siapa sih penguasa dalam industri musik itu? Label? Penikmat musik? Televisi mungkin? Bukan. Penguasanya adalah pembajak, siapapun dia. Tidak percaya? 96 % CD lagu yang beredar di pasaran adalah bajakan, hanya 4% yang asli. Jadi, mengapa tidak menjadi musisi yang benar-benar progresif revolusioner?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar